Provinsi

KALIMANTAN BARAT

Profil | Sejarah | Arti Logo | Nilai Budaya

Profil

Nama Resmi
:
Provinsi Kalimantan Barat
Ibukota
:
Pontianak
Luas Wilayah
:
147.307,00 Km2  *)
Jumlah Penduduk 
:
4.935.048 Jiwa   *)
Suku Bangsa
:
Melayu, Dayak, China, Jawa, Madura, Bugis
Agama
:
Islam : 61%,  Katholik : 21%,  Protestan :15%, Budha/Hindu : 3%.
Wilayah Administrasi
:
Kab.: 12,  Kota : 2, Kec.: 175,  Kel.: 89, Desa : 1.869  *)
Lagu Daerah 
:
Ci – Cik Periok
Nama Kab/Kota
:
Kabupaten Ketapang, Sanggau, Pontianak, Sintang, Kapuas Hulu, Sambas, Bengkayang, Landak, Melawi, Sekadau, dan Kota Pontianak, Singkawang
Website
:
*) Sumber : Permendagri Nomor 66 Tahun 2011

Sejarah

Propinsi Kalimantan Barat dibentuk berdasarkan Undang Undang No 25  Tahun 1956 (Lembaran Negara No 65 Tahun 1956), dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. Des 52/10/50 Tanggal 12 Desember 1956 menetapkan bahwa Undang-Undang No. 25 tahun 1956 berlaku sejak 1 Januari 1957.

Dengan demikian maka Kalimantan Barat secara formal berstatus Propinsi Otonom pada tanggal 1 Januari 1967.

Arti Logo

Lambang Daerah Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah TK I Kalimantan Barat No 4 Tahun 1964, Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat No. 2 Tahun 1967 tanggal 23 Mei 1967.
Lambang secara keseluruhan bersudut lima Perisai, Mandau dan Keris dengan satu garis melintang di tengahnya.
Bersudut lima berarti Pancasila, dimaksudkan Kalimantan Barat adalah bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila.
Warna dasar hijau muda adalah lambang kesuburan. 
Perisai, Mandau dan Keris adalah lambang pusaka dan kebudayaan warisan leluhur masyarakat Kalimantan Barat.
Padi dan Kapas bersimpul pita dengan sudut empat adalah lambang kemakmuran yang dijiwai oleh semangat catur karsa (em pat kehendak) yaitu : kesungguhan, kejujuran, gotong-royong dan kekeluargaan.
Jumlah unsur kapas (17), nyala api (8), padi (45) adalah lambang lahirnya Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Garis melintang ditengah-tengah adalah lambang bentangan Khatulistiwa tepat pada garis Equator.

Kobaran api dalam tungku adalah lambang semangat perjuangan yang tak kunjung padam.

Tulisan AKCAYA adalah lambang Tak Kunjung Binasa atau dengan keuletan yang pantang menyerah.

Nilai Budaya


Betang

Rumah panjang di Kalimantan Barat umumnya disebut 
"betang"adalah suatu bangunan tradisional yang dimiliki oleh beberapa kelompok sub-etnik Dayak yang ada di Kalimantan Barat. Pembagian ruangan atau bilik yang ada didalam Betang mencerminkan stratifikasi dari sistem yang unik dari masyarakat yang tinggal di dalamnya. Bagian tengah dari betang adalah untuk aktivitas yang bersifat publik, sedangkan bagian depan digunakan untuk menjemur padi dan komoditas lainnya. Ruang belakang biasanya untuk keperluan memasak, tidur dan tempat berkumpul 
bagi seluruh anggota keluarga .Pemisahan ruangan ini mencerminkan pemisahan antara wilayah sosial, individu dan fasilitas umum.

Upacara-upacara adat, 
yang masih dilestarikan antara lain : Robo-robo, Gawai 
Dayak 


Falsafah Hidup Masyarakat
 

-  Dimana Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung.
-  Adil ka Talino, Bacuramin ka Saruga, Basangat ka Jubata, artinya adil kepada sesama manusia berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa.
back